Waktu duduk dibangku SMA dulu, aku pernah memimpikan untuk bisa
mengunjungi salah satu kota di Sulawesi Selatan. Tepatnya di Kota Makassar yang
dahulu dikenal dengan sebutan Kota Ujung Padang. Ketika aku mengenyam
pendidikan dibangku SMA, aku memiliki banyak teman yang datang dari penjuru
nusantara. Ada yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, NTB, bahkan dari Papua.
Dan aku sangat bersyukur kepada Allah Ta’ala kerena telah mempertemukan kami
atas dasar iman dan islam. Tentunya ada kesan tersendiri ketika kita memiliki
teman dari pelbagai tempat dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda,
baik dari aspek budaya, cara berpikir, dll.
Diantara
teman-temanku yang berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia, ada satu
teman yang membuatku kagum. Temanku ini berasal dari kota Makassar. Dia sangat
jago dengan yang namanya computer. Bahkan ketika kami mendapatkan kesulitan
dalam hal computer, aku dan teman –teman biasa meminta temanku ini untuk
menyelesaikan problem kami tersebut. Akan tetapi, ia tak merasa sombong karena
kemampuan yang dimilikinya.
Pada suatu
kesempatan, aku pernah mengatakan kepada temanku ini, kalau aku mempunyai
keinginan untuk bisa mengunjungi Kota Makassar entah kapan waktunya. Tetapi aku
yakin pasti Allah Ta’ala memberiku jalan untuk bisa mengunjungi Makassar suatu
saat nanti.
Tahun 2013
merupakan tahun kami di Ma’had Aly Ar raayah Sukabumi. Pada tahun itu pula kami
mulai memikirkan masa depan kami. Ya, waktu itu kami sibuk mencari informasi
universitas yang kami inginkan setelah lulus dari Ma’had ar raayah. Diantara
teman-temanku ada yang memutuskan untuk melanjutkan jenjang Strata 1 di
Kulliyyah Al ghammas, Ma’had Ar raayah, ada juga yang memilih ingin kuliah di
Sudan, LIPIA Jakarta, Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia dan tempat
lainya. Dan aku pribadi ketika itu memutuskan untuk mendaftar ke Universitas
Islam Madinah.
Setelah
bermusyawarah dengan keluarga dan tentunya dengan taufik dari Allah Ta’ala, aku
merasa yakin dengan pilihanku ini. Maka pada tahun itu pula aku dan beberapa
temanku berencana untuk mengikuti tes masuk Universitas Islam Madinah yang
diadakan di Ponpes Darunnajah, Jakarta Selatan. Dan Alhamdulillah kami dapat
mengikuti tes tersebut dengan taufik dari Allah Ta’ala.
Tetapi ada satu
hal yang masih membayang-bayangi pikiran kami setelah mengikuti tes seleksi
masuk Universitas Islam Madinah. Karena pengumuman kelulusan baru akan
diumumkan satu tahun lagi. Waktu yang bisa dibilang lumayan lama. Tetapi kami
yakin, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang dicita-citakan hambanya. Allah
tidak akan pernah mengecewakan hambanya selama ia mau menjalankan perintah-Nya
serta menjauhi larangan-Nya. Maka kamipun ikhlas menerina kenyataan ini.
Setelah dipikir-pikir, kenapa pengumuman kelulusan Universitas Islam Madinah
tidak diumumkan kecuali satu tahun setelah mengikuti tes masuk, aku mendapatkan
hikmah dibalik itu semua. Menurutku, – dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu- kenapa pengumuman kelulusan tidak diumumkan secara langsung, karena
Allah Ta’ala ingin menguji kami, apakah kami bersabar dalam menunggu pengumuman
kelulusan atau kami malah putus as ditengah jalan. Kalau sekiranya kami
bersabar, aku yakin bahwa Allah Ta’ala tidak akan menyianyiakan usaha hambanya.
Aku juga mendapatkan hikmah lain dibalik itu semua. Bahwa Allah memberikan
kepada kami waktu satu tahun untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah
kami kepada-Nya. Begitu juga, agar kami memperbanyak doa kepada-Nya. Karena doa
adalah senjata orang islam dan Allah Maha Mendengar permohonan hambanya dan Maha
Mengabulkan doa-doa hambanya.
Untuk mengisi
kekosongan satu tahun dalam rangka menunggu hasil pengumuman keluar. Aku
bertanya kepada keluarga, para ustadz, serta meminta taufik dari Allah Ta’ala
tentang informasi universitas yang berkualitas di Indonesia. Maka, salah satu
ustadzku menyarankan untuk mengunjungi salah satu Ma’had di Makassar Sulawesi
Selatan. Ketika itu aku tak langsung mengiyakan saran ustadzku itu. Aku meminta
beliau beberapa hari untuk memikirkan hal tersebut matang-matang. Setelah beberapa
hari berlalu akupun merasa yakin dengan saran ustadzku tersebut. Tanpa berpikir
panjang, akupun langsung mengirim SMS kepada beliau kalau aku ingin bertemu
untuk membicarakan sarannya. Setelah kami membicarakan hal tersebut beliau
memintaku untuk segera mendaftar dan membeli tiket pesawat menuju ke Makassar.
Akupun bermusyawarah dengan keluarga. Dan akhirnya keluargaku memberi ijin
untuk pergi ke Makassar. Kemudian aku membeli tiket pesawat tujuan Makassar.
Akupun berpikir, mungkin ini akan menjadi perjalanan pertamaku keluar Pulau
Jawa. Alhamdulillah.
Setelah tiba di Makassar, tepatnya di Bandara Hasanuddin, aku
dijemput oleh salah seorang mahasiswa dari ma’had yang ingin aku kunjungi.
Memang, lain tempat lain budaya pula. Hal ini yang langsung aku rasakan ketika
menginjakkan kakiku di Makassar. Kota yang ingin ku kunjungi setelah sekian
lama. Dan akhirnya cita-cita itu dapat kuraih, tentunya dengan ijin Allah
Ta’ala. Alhamdulillah.
Sesampainya di ma’had, aku disambut oleh beberapa mahasiswa.
Kemudian aku diarahkan menuju kamar yang sudah disediakan. Dan ketika sampai di
kamar, aku berniat untuk langsung beristirahat. Karena ketika sampai ma’had
waktu menunjukan pukul 22:00 WITA. Malampun dengan cepat berlalu, tetapi rasa
capek masih saja ada. Walaupun sudah beristirahat. Tetapi perjalanan kemarin
cukup melelahkan dan mengesankan. Ya, perjalanan pertamaku keluar pulau Jawa.
Keesokan harinya, aku mendapatkan informasi kalau tes penerimaan
mahasiswa akan berlangsung selama 2 hari berturut-turut. Hari pertama untuk tes
tertulis sedangkan hari kedua untuk tes wawancara dan kesehatan. Disela-sela
mengikuti tes, aku menyempatkan diri untuk berkenalan dengan peserta tes
lainya. Ada yang datang dari Gorontalo, Makassar dan tempat-tempat lainya. Dari
sekian banyak peserta tes yang ikut, rata-rata mereka datang dari Indonesia
bagian timur. Aku mengerti, mungkin aku satu-satunya peserta tes yang datang
dari Pulau Jawa. Hal lain yang tak mungkin terlupakan waktu itu adalah, ketika
akau mendengar para peserta tes berbicara dengan logatnya masing-masing. Akupun
terbingung sejenak sambil bebicara dalam hati, apa yang mereka bicarakan??.
Alhamdulillah, akhirnya tes yang berlangsung selama dua hari
berturut-turut telah selesai. Akupun teringat kalau ada temanku yang tingal di
Makassar. Tanpa pikir panjang, aku mulai mencari nomer HPnya. Akupun
menemukannya dan dengan sergap kukirim SMS kalau aku sekarang ada di Makassar.
Selang beberapa menit setelah itu, aku menerima balasan SMS dari temanku. Dia
janji esok hari akan mengajakku untuk mampir kerumahnya.
Keesokan harinya, aku menunggu kedatangan temanku. Setelah menunggu
beberapa menit, tiba-tiba aku meliat dari kejauhan seseorang yang taka sing
lagi bagiku. Akupun bergegas untuk menyapanya. Kami memang sudah tidak bertemu
lagi setelah lulus dari Madrasah Aliyah. Kira-kira sudah dua tahun ini kami
belum bertemu. Subhanallah, Allah Maha Mengetahui apa yang diinginkan oleh
hambaNya. Allah Ta’ala mempertemukan kami ditempat yang sudah sejak lama ingin
kukunjungi. Alhamdulillah dari sini aku memetik kesimpulan, janganlah takut
untuk bermimpi selama bermimpi itu belum dilarang. Dan yakinlah kawan, bahwa
Allah akan mewujudkan semua impian-impianmu selama kamu mau menjadi hambaNya
yang pandai bersyukur. Dan yang terakhir, jangan lupa minta doa dari kedua
orang tua selama keduanya masih ada.
Setelah kami berbincang-bincang beberapa saat, temanku mengajak
untuk mampir kerumahnya. Akupun mengiyakannya. Setelah sampai dirumahnya, aku
sempat ngobrol dengan ayahnya sejenak. Lalu, temanku ini mengajakku untuk
mengelilingi Makassar serta membeli oleh-oleh untuk keluargaku di rumah. Tanpa
berpikir panjang, akupun mengiyakan ajakan temanku ini dengan penuh semangat.
Alhamdulillah, akhirnya cita-citaku untuk mengenal lebih dekat Kota Makassar
tercapai juga.
Sedikit demi sedikit kamipun mulai menyusuri jalan-jalan dan
sudut-sudut Kota Makassar. Ditengah perjalanan, temanku juga sesekali
menjelaskan kepadaku tempat-tempat yang kami lewati. Iapun layaknya seorang “
guide” bagi para turis. Selama perjalanan kami melewati berbagai macam tempat
yang menarik, seperti: universitas-universitas di Makassar, lapangan karebossi
serta super market bawah tanahnya. Kami juga melewati benteng Rotterdam, rumah
mantan orang nomer dua di Indonesia, Bp. Jusuf Kalla. Dan akhirnya kami
berhenti sejenak dipantai Losari dan melihat masjid terapung serta dari
kejauhan kami juga melihat Trans Studio. Sungguh perjalanan yang sangat
menyenangkan. Dan itu semua berawal dari mimpi.
Inilah
sekelumit kisah yang aku rasakan selama berada di Makassar. dan ada beberapa
hal yang ingin kutuliskan sebagai penutup kisah ini. Jangan takut untuk
bermimpi, selama kamu mampu untuk meraih mimpi-mimpimu. Karena semua itu
berawal dari mimpi. Dan jangan lupa bertawakkal kepada Allah Ta’ala serta yakinlah
pasti Allah akan mewujudkan semua mimpi-mimpimu suatu saat nanti.
terima kasih atas kisahnya...sangat menginspirasi
BalasHapus