Sabtu, 24 Januari 2015

SEMUA ITU BERAWAL DARI MIMPI



Waktu duduk dibangku SMA dulu, aku pernah memimpikan untuk bisa mengunjungi salah satu kota di Sulawesi Selatan. Tepatnya di Kota Makassar yang dahulu dikenal dengan sebutan Kota Ujung Padang. Ketika aku mengenyam pendidikan dibangku SMA, aku memiliki banyak teman yang datang dari penjuru nusantara. Ada yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, NTB, bahkan dari Papua. Dan aku sangat bersyukur kepada Allah Ta’ala kerena telah mempertemukan kami atas dasar iman dan islam. Tentunya ada kesan tersendiri ketika kita memiliki teman dari pelbagai tempat dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda, baik dari aspek budaya, cara berpikir, dll.
            Diantara teman-temanku yang berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia, ada satu teman yang membuatku kagum. Temanku ini berasal dari kota Makassar. Dia sangat jago dengan yang namanya computer. Bahkan ketika kami mendapatkan kesulitan dalam hal computer, aku dan teman –teman biasa meminta temanku ini untuk menyelesaikan problem kami tersebut. Akan tetapi, ia tak merasa sombong karena kemampuan yang dimilikinya.
            Pada suatu kesempatan, aku pernah mengatakan kepada temanku ini, kalau aku mempunyai keinginan untuk bisa mengunjungi Kota Makassar entah kapan waktunya. Tetapi aku yakin pasti Allah Ta’ala memberiku jalan untuk bisa mengunjungi Makassar suatu saat nanti.
            Tahun 2013 merupakan tahun kami di Ma’had Aly Ar raayah Sukabumi. Pada tahun itu pula kami mulai memikirkan masa depan kami. Ya, waktu itu kami sibuk mencari informasi universitas yang kami inginkan setelah lulus dari Ma’had ar raayah. Diantara teman-temanku ada yang memutuskan untuk melanjutkan jenjang Strata 1 di Kulliyyah Al ghammas, Ma’had Ar raayah, ada juga yang memilih ingin kuliah di Sudan, LIPIA Jakarta, Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia dan tempat lainya. Dan aku pribadi ketika itu memutuskan untuk mendaftar ke Universitas Islam Madinah.
            Setelah bermusyawarah dengan keluarga dan tentunya dengan taufik dari Allah Ta’ala, aku merasa yakin dengan pilihanku ini. Maka pada tahun itu pula aku dan beberapa temanku berencana untuk mengikuti tes masuk Universitas Islam Madinah yang diadakan di Ponpes Darunnajah, Jakarta Selatan. Dan Alhamdulillah kami dapat mengikuti tes tersebut dengan taufik dari Allah Ta’ala.
            Tetapi ada satu hal yang masih membayang-bayangi pikiran kami setelah mengikuti tes seleksi masuk Universitas Islam Madinah. Karena pengumuman kelulusan baru akan diumumkan satu tahun lagi. Waktu yang bisa dibilang lumayan lama. Tetapi kami yakin, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang dicita-citakan hambanya. Allah tidak akan pernah mengecewakan hambanya selama ia mau menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Maka kamipun ikhlas menerina kenyataan ini. Setelah dipikir-pikir, kenapa pengumuman kelulusan Universitas Islam Madinah tidak diumumkan kecuali satu tahun setelah mengikuti tes masuk, aku mendapatkan hikmah dibalik itu semua. Menurutku, – dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu- kenapa pengumuman kelulusan tidak diumumkan secara langsung, karena Allah Ta’ala ingin menguji kami, apakah kami bersabar dalam menunggu pengumuman kelulusan atau kami malah putus as ditengah jalan. Kalau sekiranya kami bersabar, aku yakin bahwa Allah Ta’ala tidak akan menyianyiakan usaha hambanya. Aku juga mendapatkan hikmah lain dibalik itu semua. Bahwa Allah memberikan kepada kami waktu satu tahun untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kami kepada-Nya. Begitu juga, agar kami memperbanyak doa kepada-Nya. Karena doa adalah senjata orang islam dan Allah Maha Mendengar permohonan hambanya dan Maha Mengabulkan doa-doa hambanya.
            Untuk mengisi kekosongan satu tahun dalam rangka menunggu hasil pengumuman keluar. Aku bertanya kepada keluarga, para ustadz, serta meminta taufik dari Allah Ta’ala tentang informasi universitas yang berkualitas di Indonesia. Maka, salah satu ustadzku menyarankan untuk mengunjungi salah satu Ma’had di Makassar Sulawesi Selatan. Ketika itu aku tak langsung mengiyakan saran ustadzku itu. Aku meminta beliau beberapa hari untuk memikirkan hal tersebut matang-matang. Setelah beberapa hari berlalu akupun merasa yakin dengan saran ustadzku tersebut. Tanpa berpikir panjang, akupun langsung mengirim SMS kepada beliau kalau aku ingin bertemu untuk membicarakan sarannya. Setelah kami membicarakan hal tersebut beliau memintaku untuk segera mendaftar dan membeli tiket pesawat menuju ke Makassar. Akupun bermusyawarah dengan keluarga. Dan akhirnya keluargaku memberi ijin untuk pergi ke Makassar. Kemudian aku membeli tiket pesawat tujuan Makassar. Akupun berpikir, mungkin ini akan menjadi perjalanan pertamaku keluar Pulau Jawa. Alhamdulillah.
Setelah tiba di Makassar, tepatnya di Bandara Hasanuddin, aku dijemput oleh salah seorang mahasiswa dari ma’had yang ingin aku kunjungi. Memang, lain tempat lain budaya pula. Hal ini yang langsung aku rasakan ketika menginjakkan kakiku di Makassar. Kota yang ingin ku kunjungi setelah sekian lama. Dan akhirnya cita-cita itu dapat kuraih, tentunya dengan ijin Allah Ta’ala. Alhamdulillah.
Sesampainya di ma’had, aku disambut oleh beberapa mahasiswa. Kemudian aku diarahkan menuju kamar yang sudah disediakan. Dan ketika sampai di kamar, aku berniat untuk langsung beristirahat. Karena ketika sampai ma’had waktu menunjukan pukul 22:00 WITA. Malampun dengan cepat berlalu, tetapi rasa capek masih saja ada. Walaupun sudah beristirahat. Tetapi perjalanan kemarin cukup melelahkan dan mengesankan. Ya, perjalanan pertamaku keluar pulau Jawa.
Keesokan harinya, aku mendapatkan informasi kalau tes penerimaan mahasiswa akan berlangsung selama 2 hari berturut-turut. Hari pertama untuk tes tertulis sedangkan hari kedua untuk tes wawancara dan kesehatan. Disela-sela mengikuti tes, aku menyempatkan diri untuk berkenalan dengan peserta tes lainya. Ada yang datang dari Gorontalo, Makassar dan tempat-tempat lainya. Dari sekian banyak peserta tes yang ikut, rata-rata mereka datang dari Indonesia bagian timur. Aku mengerti, mungkin aku satu-satunya peserta tes yang datang dari Pulau Jawa. Hal lain yang tak mungkin terlupakan waktu itu adalah, ketika akau mendengar para peserta tes berbicara dengan logatnya masing-masing. Akupun terbingung sejenak sambil bebicara dalam hati, apa yang mereka bicarakan??.
Alhamdulillah, akhirnya tes yang berlangsung selama dua hari berturut-turut telah selesai. Akupun teringat kalau ada temanku yang tingal di Makassar. Tanpa pikir panjang, aku mulai mencari nomer HPnya. Akupun menemukannya dan dengan sergap kukirim SMS kalau aku sekarang ada di Makassar. Selang beberapa menit setelah itu, aku menerima balasan SMS dari temanku. Dia janji esok hari akan mengajakku untuk mampir kerumahnya.
Keesokan harinya, aku menunggu kedatangan temanku. Setelah menunggu beberapa menit, tiba-tiba aku meliat dari kejauhan seseorang yang taka sing lagi bagiku. Akupun bergegas untuk menyapanya. Kami memang sudah tidak bertemu lagi setelah lulus dari Madrasah Aliyah. Kira-kira sudah dua tahun ini kami belum bertemu. Subhanallah, Allah Maha Mengetahui apa yang diinginkan oleh hambaNya. Allah Ta’ala mempertemukan kami ditempat yang sudah sejak lama ingin kukunjungi. Alhamdulillah dari sini aku memetik kesimpulan, janganlah takut untuk bermimpi selama bermimpi itu belum dilarang. Dan yakinlah kawan, bahwa Allah akan mewujudkan semua impian-impianmu selama kamu mau menjadi hambaNya yang pandai bersyukur. Dan yang terakhir, jangan lupa minta doa dari kedua orang tua selama keduanya masih ada.
Setelah kami berbincang-bincang beberapa saat, temanku mengajak untuk mampir kerumahnya. Akupun mengiyakannya. Setelah sampai dirumahnya, aku sempat ngobrol dengan ayahnya sejenak. Lalu, temanku ini mengajakku untuk mengelilingi Makassar serta membeli oleh-oleh untuk keluargaku di rumah. Tanpa berpikir panjang, akupun mengiyakan ajakan temanku ini dengan penuh semangat. Alhamdulillah, akhirnya cita-citaku untuk mengenal lebih dekat Kota Makassar tercapai juga.
Sedikit demi sedikit kamipun mulai menyusuri jalan-jalan dan sudut-sudut Kota Makassar. Ditengah perjalanan, temanku juga sesekali menjelaskan kepadaku tempat-tempat yang kami lewati. Iapun layaknya seorang “ guide” bagi para turis. Selama perjalanan kami melewati berbagai macam tempat yang menarik, seperti: universitas-universitas di Makassar, lapangan karebossi serta super market bawah tanahnya. Kami juga melewati benteng Rotterdam, rumah mantan orang nomer dua di Indonesia, Bp. Jusuf Kalla. Dan akhirnya kami berhenti sejenak dipantai Losari dan melihat masjid terapung serta dari kejauhan kami juga melihat Trans Studio. Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan. Dan itu semua berawal dari mimpi.
       Inilah sekelumit kisah yang aku rasakan selama berada di Makassar. dan ada beberapa hal yang ingin kutuliskan sebagai penutup kisah ini. Jangan takut untuk bermimpi, selama kamu mampu untuk meraih mimpi-mimpimu. Karena semua itu berawal dari mimpi. Dan jangan lupa bertawakkal kepada Allah Ta’ala serta yakinlah pasti Allah akan mewujudkan semua mimpi-mimpimu suatu saat nanti. 

1 komentar: