Minggu, 01 Februari 2015

sekelumit perjalanan menuju Universitas Islam Madinah..


Gerbang Universitas Islam Madinah
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini aku ingin berbagi cerita ketika mendaftar ke al jami'ah al islamiyyah bil madinah al munawwarah (Universitas islam madinah). Belajar di kota nabi merupakan impianku sejak duduk dibangku SMA kelas 1, saat itu keinginanku sangat menggebu-gebu. Siapa juga yang nggak mau belajar di Kota Nabi muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kota madinah. Waktu itu aku sering sekali cari info tentang kuliah di Universitas islam madinah (UIM), mulai dari browsing di internet, tanya2 alumni UIM, dll. Ya namanya juga cita2 pasti kita harus rela mati-matian untuk mengejarnya.
O ya, aku juga sering menuliskan cita2ku di buku atau dikertas yg kutempelkan di didinding kamar. Untuk apa ?? ya biar nggak lupalah. Karena klo kita punya cita2 tp nggak ditulis, apa kita akan terus mengingatnya?? Mungkin iya, mungkin tdk. Tapi biasanya kita akan cepet lupa. Walaupun itu terlihat sepele, tp yakinlah cita2 yg kita tulis itu akan terus kita ingat. Klo kita selalu ingat, pasti kita akan berusaha utk mewujudkannya. Insya Allah.
Singkat cerita, ketika aku pengen kuliah di UIM, tentunya aku bkn hanya mengandalkan satu tempat saja. Artinya, kita jg hrs punya siasat2 lain saat daftar UIM. Ketika daftar UIM kita jg harus (orang bilang) plan A, plan B dst. Kitakan tdk tau, manakah yg terbaik untuk kita. Yang tau hanyalah Allah semata, kita hanya disuruh berusaha dan berdoa. Adapun hasilnya itu ditangan Allah Ta’ala. 

Jadi, ketika daftar UIM aku punya opsi2 lain. Seperti daftar di LIPIA Jakarta, dan di ma’had aly ar raayah Sukabumi, Jawa Barat. Aku rasa ini sebagai bentuk ikhtiar. Kita harus yakin bisa kuliah di Universitas islam madinah, tp bukan berarti keyakinan kita menjadikan kita lupa untuk terus berupaya klo sekiranya terjadi hal2 yg tidak diinginkan.


LIPIA
Ar raayah


 Atau ??





Setelah daftar secara online di Universitas islam madinah, aku lanjutkan mendaftar di LIPIA dan Ma’had aly ar raayah. Tentunya semua ini aku lalui tdk semudah membalikkan kedua telapak tangan. Berbagai proses yg njlimet pas ada, cari SKCK lah, bolak balik ke kantor polisi, cari surat keterangan sehat dari dokter, cari tazkiyah, buat paspor yg antrinya masya Allah, dan masih banyak lagi cerita2 yang klo diingat aku akan membuatku tertawa bahagia. Karena akhirnya aku berhasil melewati secuil dari ujian yg akan aku hadapi di dunia ini.
Tanggal 27 juni 2011 tepatnya pukul 23:39:45, Hpku berbunyi pertanda ada SMS. Saat kubaca SMS itu jantungku berdetak sangat kencang, lalu kuucapkan ‘ alhamdulillah’. Aku diterima di ma’had ar raayah sungguh senangnya waktu itu. Isi SMS itu “ antm dxtkn lulus sbgi mahsntri ma’had arraayah.dhrp kbradaanx dma’had pd tgl 17 juli.sykran(PPMBA MA’HAD ARRAAYAH) “.
Ketika aku sdh diterima di ar raayah, aku masih berharap untuk bisa ikut muqabalah penerimaan calon mahasiswa Universitas islam madinah.  

Ponpes Gontor
Alhamdulillah, setelah lama menunggu muqabalah Universitas islam madinah datang juga kabar yg menggembirakan. Waktu itu bulan juli tahun 2011, diadakan muqabalah penerimaan calon mahasiswa Universitas islam madinah di ma’had darunnajah jaksel dan di ponpes gontor. Akhirnya akupun menyiapkan diri untuk mengikuti muqabalah itu.
Banyak cerita yg kami alami  ketika ingin ikut muqabalah, waktu itu aku diantar ayah dan ibu dan kedua saudaraku. Mulai dari tersesat saat mencari ponpes gontor, karena kita memang tdk tau tempatnya. Ketika kami sampai di ponpes gontor, waktu itu kira2 pukul 2 / 3 dini hari. Kamipun beristirahat sembari menuggu subuh.
Aku dapat info klo dauroh dan muqabalah akan diadakan selama kurang lebih 2 pekan. Dan ujian lisan atau muqabalahnya hanya akan diadakan di hari-hari terakhir. Waduh, padahal aku ingin ikut muqabalahnya di hari pertama saat pembukaan. Karena tanggal 17 juli aku harus sudah sampai di ma’had ar raayah. Akupun dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit, pilih ar raayah yg sudah pasti diterima atau tetap di gontor untuk mengikuti muqabalah Universitas islam madinah  yg akan diadakan kira2 stlh tgl 17 juli ?. Allahul musta’an. Setelah tau klo muqabalah baru akan diadakan setelah tanggal 17 juli, aku tanya ke panitia penyelenggara acara ini, apa bisa ikut muqabalah di hari ini?. Setelah panitia menanyakan ke syaikh dari UIM, aku di kasih tau kalau muqabalah hanya akan diadakan di akhir2 acara. O gitu ya. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.
Setelah tau kenyataannya seperti ini, aku bermusyawarah sama ayah ibu. Ya, menurutku inilah cara terbaik setelah kita berdoa dan menggantungkan urusan kita kepada Allah ta’ala.  Okelah, kami sepakat untuk pulang saja, mungkin ini belum rizkiku. Pada hari itu juga kami memutuskan untuk pulang kembali ke rumah di Jogja.    
Bukan berarti klo aku blm bisa ikut muqabalah th ini (2011) aku tidak akan mencoba lagi untuk mendaftar di Universitas islam madinah. Kita tidak boleh putus asa, ngapain putus asa. Lha wong rahmat Allah itukan luas? Rugi no kalo kita putus asa. Tapi jadikanlah kegagalan ini sebagai sebuah langkah awal untuk menggapai cita2mu yg telah kau tuliskan.
Sesampainya di rumah, aku tidak boleh kecewa berat hanya karena blm bisa ikut muqabalah. Tapi aku harus menyiapkan masa depanku di ma’had aly ar raayah sukabumi.
Tentu segala ketetapan Allah itu pasti ada hikmahnya. Ketika aku blm bisa ikut muqabalah pada saat itu, aku sadar klo aku blm bisa berbahasa arab dengan baik. Aku blm punya banyak hafalan quran maupun hadits. Mungkin ketika aku gagal ikut muqabalah, akan tetapi diterima di ar raayah, inilah yang terbaik dari Allah. Allah menginginkanku sblm kuliah di Universitas islam madinah untuk belajar dulu bahasa arab, menembah hafalan quran, belajar ilmu2 islam terlebih dahulu. Wallahu a’lam.
2 tahun kemudian...
Alhamdulillah, kurang lebih 2 tahun kulalui kehidupanku  di ma’had tercinta, di sebuah lembah nan subur. Di ma’had ar raayah aku menempa hidup. Setelah aku lulus, aku memang ingin kembali meraih cita2ku yang telah rela kupendam selama 2 tahun di ar raayah. Dan syukur alhamdulillah, pada tahun 2013 Allah memperkenankanku dan beberapa teman2 ar raayah (kira2 waktu itu kita berjumlah 30 orang) untuk ikut muqabalah di ponpes darunnajah Jakarta Selatan. 

Ponpes Darunnajah

Di darunnajah..
Ada sedikit cerita ketika di darunnajah. Lagi-lagi nggak semua cita2 itu akan kita raih dengan mudah. Tetapi pasti kita akan menemui aral yang melintang. Tinggal bagaimana aja kita menyikapinya dengan bijak. Ada banyak hal terjadi di darunnajah, mulai dari kabar klo kita blm tentu bisa ikut muqabalah krn peserta yg membludak (sekitar 700 peserta atau lebih), tidur dimasjid beralaskan koran dg banyaknya nyamuk2 kelaparan. Tapi alhamdulillah semua itu kita lalui dg izin dan taufiq dari Allah.

Cerita saat muqabalah...
Penguji saat itu ada 3 klo nggak salah, syaikh ‘adil, syaikh rabah, dan syaikh ghazi. Kebetulan aku diuji oleh syaikh ghazi, yg kata peserta lain beliau itu “kyaknya” serem (tentunya ini hanya penilaian sebagian teman aja, adapun sebenarnya beliau itu ramah ‘ husnudzan’). Waduh, saat memasuki ruangan ujian aku terus mengingat omongan temen2 klo syaikh ghazi itu serem. Tetapi aku berusaha untuk tetap tenang. Bismillah, akupun duduk di depan beliau. Ada beberapa pertanyaan ketika itu, aku ditanya asal ma’had, pengen masuk kuliah apa, hafal berapa juz, suruh baca surat yg dihafal, pertanyaan seputar mufradat. Kemudian syaikh ghazi mengakhiri muqabalah ini dg senyuman kecil, akupun membalasnya dengan harapan diterima di Universitas islam madinah. Ya inilah sekelumit kisah waktu muqabalah tahun 2013 lalu, pastinya ada kisah2 lain yang lebih seru. Tetapi semoga ini bisa bermanfaat.
Menunggu pengumuman kelulusan..
Perlu diketahui juga, biasanya pengumuman kelulusan Universitas islam madinah setahun kemudian setelah kita ikut muqabalah. Ya, lagi2 ini adalah ujian kesabaran untuk kita. Apakah kita bisa sabar untuk menunggu, atau kita malah putus asa ditengah jalan??
Pengumuman..
Setelah lama menunggu kira2 selama 1 tahun lebih 3 bulan, akhirnya pengumuman kelulusan Universitas islam madinah keluar. Inilah saat2 yang sangat dinanti-nantikan.
Tanggal 9 september 2014 sore hari, aku dikejutkan temanku. Temanku dengan tergesa-gesa mengampiriku seraya berkata: “ usykurillah!” (bersyukurlah kepada Allah). Ketika itu aka malah tambah bingung, ini kenapa dateng2, terburu2, trus ngomong seperti ini?. Akupun menjawab dengan nada kebingungan : “ limadza? (“kenapa?). Temanku menimpali: “ anta maqbul ”  (kamu diterima). Aku malah tambah bingung. Aku katakan: “ aina? “  (dimana?). Dia menjawab: “ fil jami’ah al islamiyyah” (Universitas islam madinah) . Aku katakan lagi: “ shahih”? (benarkah?). Temanku menjawab: “ na’am” (ya). Alhamdulillah, seketika itu juga aku langsung tersungkur sujud syukur kepada Allah. Aku tidak bisa menggambarkan kegembiraanku ketika aku tau kalau aku diterima di Universitas islam madinah setelah kurang lebih 6 tahun (semenjak SMA kelas 1) aku menginginkan kuliah disana. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.  
Inilah secuil kisah yang ku lalui selama bercita2 kuliah di Universitas islam madinah, hambatan2 yang pernah kulalui. Tetapi alhamdulillah itu semua terbayar dengan diterima di Universitas islam madinah. Wallahu a’lam.   

                                      Masjid Nabawi, Subhanallah                                               
  

Minggu, 25 Januari 2015

Sudahkah kita bersyukur?

Siapakah diantara kita yang berdoa kepada Allah agar diberi kesempatan untuk hidup hari ini?

Adakah diantara kita yang berdoa kepada Allah dengan doa tadi?

Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan hidup, padahal kita tidak berdoa kepada Allah agar diberi kesempatan untuk hidup hari ini.

Siapa diantara kita yang ketika bangun tidur berdoa kepada Allah agar diberi kesempatan untuk melihat?

Alhamdulillah saat ini juga kita masih diberi nikmat mata untuk melihat.

Siapakah diantara kita yang berdoa kepada Allah agar diberi kesehatan hari ini?

Saya yakin kebanyakan diantara kita tidak berdoa kepada Allah dengan doa-doa tadi hari ini.

Taukah kamu, Allah telah mengabulkan bermilyar-milyar keinginanmu tanpa kamu minta!

Lalu ketika kamu berdoa kepada Allah dan Ia belum mengabulkannya kamu katakan: " Allah tidak mengabulkan doaku ".  
 Apakah ini pantas untuk kita ucapkan kepada Allah Rabbul 'alamin?

Padahal Allah sudah memberikan begitu banyak kenikmatan yang tak terhitung. Kita makan, minum, memakai pakaian, pergi ke tempat kerja, kuliah, pulang kerja, dst. Alhamdulillah. Kita tidak pernah menengadahkan tangan kita ke langit berdoa kepada Allah untuk meminta ini semua. Walaupun seperti itu, masih saja Allah berkenan memberi kita nikmat-Nya.

Kemudian ketika kamu berdoa kepada Allah dan Ia belum mengabulkannya kamu mengatakan: " Allah tidak mengabulkan permohonanku ".

Saudaraku, biasakanlah lidah kita untuk mengucapkan ' alhamdulillah ' !.

Ketika kamu berdoa kepada Allah tetapi Ia belum mengabulkannya, yakinlah pasti itu ada hikmah dibalik semua itu.

Apakah kamu tidak lagi yakin kepada Allah?

Disaat kamu berdoa kepada Allah dan belum dikabulkan permohonanmu, maka percayalah ini adalah sesuatu yang baik menurut Allah.

Diriwayatkan dalam sebuah atsar: Ada seseorang yang berdoa: Ya Allah jadikanlah aku orang kaya!. Lalu Allah berkata kepada malaikat-Nya: " Jauhkanlah kekayaan dari hamba-Ku in !. Sesungguhnya kalau Aku menjadikannya orang kaya ia akan berbuat semena-mena."

Logikanya seperti ini, makanan yang paling disukai anak kecil biasanya makanan yang manis-manis. Tetapi kamu mungkin akan melarang anak itu memakan makanan yang manis terlalu banyak. Kenapa? Karena kamu khawatir kalau itu akan membahayakan kesehatannya.

Lantas bagaimana dengan Allah yang telah menciptakanmu, pasti Ia lebih mengetahui mana yang terbaik untukmu.

Jadi kenapa Allah belum juga mengabulkan permohonanmu? Karena Ia lebih tahu mana yang terbaik dan mana yang buruk untukmu. Subhanallah.

Ketika kamu mengetuk pintu rumah seseorang untuk meminta sesuatu darinya, mungkin untuk pertama kalinya ia akan memberi apa yang kamu minta dengan senang hati. Tetapi cobalah untuk kembali meminta darinya dua kali, tiga kali, empat kali, dst. Yakinlah pasti kamu akan melihat perubahan pada wajahnya. Ya, beginilah sifat manusia.

Tetapi ketika kamu meminta kepada Allah, Ia akan mencintaimu. Bahkan kalau kamu meminta kepada Allah sebanyak 1000 kali atau lebih, Allah tidak akan bosan, tetapi Ia akan lebih mencintaimu. Subhanallah.

Jangan bosan untuk terus merengek kepada Allah, jangan bosan untuk terus berdoa kepada Allah. !

Ketika kamu sudah berdoa kepada Allah namun Ia belum juga mengabulkannya, yakinlah ini semua ada hikmahnya. Meskipun kamu sendiri tidak tahu hikmah dibalik semua itu. Hanyalah Allah yang tahu.

Jadi, jangan sampai kita mengucapkan: " Aku sudah berdoa kepada Allah, tetapi Ia belum mengabulkannya".

Rasulullah bersabda: " Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah kecuali Ia akan mengabulkannya,  selama doanya tidak mengandung dosa atau memutus tali silaturahim".

Berdoalah kepada Allah!

saudaraku, semua yang ada didunia ini mungkin akan membuatmu kecewa. Tetapi Allah yang telah menciptakanmu tidak akan pernah mengecewakanmu. Wallahu a'lam.

(Diterjemahkan secara bebas dari video youtube, saya lupa linknya)




 

  

Sabtu, 24 Januari 2015

SEMUA ITU BERAWAL DARI MIMPI



Waktu duduk dibangku SMA dulu, aku pernah memimpikan untuk bisa mengunjungi salah satu kota di Sulawesi Selatan. Tepatnya di Kota Makassar yang dahulu dikenal dengan sebutan Kota Ujung Padang. Ketika aku mengenyam pendidikan dibangku SMA, aku memiliki banyak teman yang datang dari penjuru nusantara. Ada yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, NTB, bahkan dari Papua. Dan aku sangat bersyukur kepada Allah Ta’ala kerena telah mempertemukan kami atas dasar iman dan islam. Tentunya ada kesan tersendiri ketika kita memiliki teman dari pelbagai tempat dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda, baik dari aspek budaya, cara berpikir, dll.
            Diantara teman-temanku yang berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia, ada satu teman yang membuatku kagum. Temanku ini berasal dari kota Makassar. Dia sangat jago dengan yang namanya computer. Bahkan ketika kami mendapatkan kesulitan dalam hal computer, aku dan teman –teman biasa meminta temanku ini untuk menyelesaikan problem kami tersebut. Akan tetapi, ia tak merasa sombong karena kemampuan yang dimilikinya.
            Pada suatu kesempatan, aku pernah mengatakan kepada temanku ini, kalau aku mempunyai keinginan untuk bisa mengunjungi Kota Makassar entah kapan waktunya. Tetapi aku yakin pasti Allah Ta’ala memberiku jalan untuk bisa mengunjungi Makassar suatu saat nanti.
            Tahun 2013 merupakan tahun kami di Ma’had Aly Ar raayah Sukabumi. Pada tahun itu pula kami mulai memikirkan masa depan kami. Ya, waktu itu kami sibuk mencari informasi universitas yang kami inginkan setelah lulus dari Ma’had ar raayah. Diantara teman-temanku ada yang memutuskan untuk melanjutkan jenjang Strata 1 di Kulliyyah Al ghammas, Ma’had Ar raayah, ada juga yang memilih ingin kuliah di Sudan, LIPIA Jakarta, Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia dan tempat lainya. Dan aku pribadi ketika itu memutuskan untuk mendaftar ke Universitas Islam Madinah.
            Setelah bermusyawarah dengan keluarga dan tentunya dengan taufik dari Allah Ta’ala, aku merasa yakin dengan pilihanku ini. Maka pada tahun itu pula aku dan beberapa temanku berencana untuk mengikuti tes masuk Universitas Islam Madinah yang diadakan di Ponpes Darunnajah, Jakarta Selatan. Dan Alhamdulillah kami dapat mengikuti tes tersebut dengan taufik dari Allah Ta’ala.
            Tetapi ada satu hal yang masih membayang-bayangi pikiran kami setelah mengikuti tes seleksi masuk Universitas Islam Madinah. Karena pengumuman kelulusan baru akan diumumkan satu tahun lagi. Waktu yang bisa dibilang lumayan lama. Tetapi kami yakin, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang dicita-citakan hambanya. Allah tidak akan pernah mengecewakan hambanya selama ia mau menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Maka kamipun ikhlas menerina kenyataan ini. Setelah dipikir-pikir, kenapa pengumuman kelulusan Universitas Islam Madinah tidak diumumkan kecuali satu tahun setelah mengikuti tes masuk, aku mendapatkan hikmah dibalik itu semua. Menurutku, – dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu- kenapa pengumuman kelulusan tidak diumumkan secara langsung, karena Allah Ta’ala ingin menguji kami, apakah kami bersabar dalam menunggu pengumuman kelulusan atau kami malah putus as ditengah jalan. Kalau sekiranya kami bersabar, aku yakin bahwa Allah Ta’ala tidak akan menyianyiakan usaha hambanya. Aku juga mendapatkan hikmah lain dibalik itu semua. Bahwa Allah memberikan kepada kami waktu satu tahun untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kami kepada-Nya. Begitu juga, agar kami memperbanyak doa kepada-Nya. Karena doa adalah senjata orang islam dan Allah Maha Mendengar permohonan hambanya dan Maha Mengabulkan doa-doa hambanya.
            Untuk mengisi kekosongan satu tahun dalam rangka menunggu hasil pengumuman keluar. Aku bertanya kepada keluarga, para ustadz, serta meminta taufik dari Allah Ta’ala tentang informasi universitas yang berkualitas di Indonesia. Maka, salah satu ustadzku menyarankan untuk mengunjungi salah satu Ma’had di Makassar Sulawesi Selatan. Ketika itu aku tak langsung mengiyakan saran ustadzku itu. Aku meminta beliau beberapa hari untuk memikirkan hal tersebut matang-matang. Setelah beberapa hari berlalu akupun merasa yakin dengan saran ustadzku tersebut. Tanpa berpikir panjang, akupun langsung mengirim SMS kepada beliau kalau aku ingin bertemu untuk membicarakan sarannya. Setelah kami membicarakan hal tersebut beliau memintaku untuk segera mendaftar dan membeli tiket pesawat menuju ke Makassar. Akupun bermusyawarah dengan keluarga. Dan akhirnya keluargaku memberi ijin untuk pergi ke Makassar. Kemudian aku membeli tiket pesawat tujuan Makassar. Akupun berpikir, mungkin ini akan menjadi perjalanan pertamaku keluar Pulau Jawa. Alhamdulillah.
Setelah tiba di Makassar, tepatnya di Bandara Hasanuddin, aku dijemput oleh salah seorang mahasiswa dari ma’had yang ingin aku kunjungi. Memang, lain tempat lain budaya pula. Hal ini yang langsung aku rasakan ketika menginjakkan kakiku di Makassar. Kota yang ingin ku kunjungi setelah sekian lama. Dan akhirnya cita-cita itu dapat kuraih, tentunya dengan ijin Allah Ta’ala. Alhamdulillah.
Sesampainya di ma’had, aku disambut oleh beberapa mahasiswa. Kemudian aku diarahkan menuju kamar yang sudah disediakan. Dan ketika sampai di kamar, aku berniat untuk langsung beristirahat. Karena ketika sampai ma’had waktu menunjukan pukul 22:00 WITA. Malampun dengan cepat berlalu, tetapi rasa capek masih saja ada. Walaupun sudah beristirahat. Tetapi perjalanan kemarin cukup melelahkan dan mengesankan. Ya, perjalanan pertamaku keluar pulau Jawa.
Keesokan harinya, aku mendapatkan informasi kalau tes penerimaan mahasiswa akan berlangsung selama 2 hari berturut-turut. Hari pertama untuk tes tertulis sedangkan hari kedua untuk tes wawancara dan kesehatan. Disela-sela mengikuti tes, aku menyempatkan diri untuk berkenalan dengan peserta tes lainya. Ada yang datang dari Gorontalo, Makassar dan tempat-tempat lainya. Dari sekian banyak peserta tes yang ikut, rata-rata mereka datang dari Indonesia bagian timur. Aku mengerti, mungkin aku satu-satunya peserta tes yang datang dari Pulau Jawa. Hal lain yang tak mungkin terlupakan waktu itu adalah, ketika akau mendengar para peserta tes berbicara dengan logatnya masing-masing. Akupun terbingung sejenak sambil bebicara dalam hati, apa yang mereka bicarakan??.
Alhamdulillah, akhirnya tes yang berlangsung selama dua hari berturut-turut telah selesai. Akupun teringat kalau ada temanku yang tingal di Makassar. Tanpa pikir panjang, aku mulai mencari nomer HPnya. Akupun menemukannya dan dengan sergap kukirim SMS kalau aku sekarang ada di Makassar. Selang beberapa menit setelah itu, aku menerima balasan SMS dari temanku. Dia janji esok hari akan mengajakku untuk mampir kerumahnya.
Keesokan harinya, aku menunggu kedatangan temanku. Setelah menunggu beberapa menit, tiba-tiba aku meliat dari kejauhan seseorang yang taka sing lagi bagiku. Akupun bergegas untuk menyapanya. Kami memang sudah tidak bertemu lagi setelah lulus dari Madrasah Aliyah. Kira-kira sudah dua tahun ini kami belum bertemu. Subhanallah, Allah Maha Mengetahui apa yang diinginkan oleh hambaNya. Allah Ta’ala mempertemukan kami ditempat yang sudah sejak lama ingin kukunjungi. Alhamdulillah dari sini aku memetik kesimpulan, janganlah takut untuk bermimpi selama bermimpi itu belum dilarang. Dan yakinlah kawan, bahwa Allah akan mewujudkan semua impian-impianmu selama kamu mau menjadi hambaNya yang pandai bersyukur. Dan yang terakhir, jangan lupa minta doa dari kedua orang tua selama keduanya masih ada.
Setelah kami berbincang-bincang beberapa saat, temanku mengajak untuk mampir kerumahnya. Akupun mengiyakannya. Setelah sampai dirumahnya, aku sempat ngobrol dengan ayahnya sejenak. Lalu, temanku ini mengajakku untuk mengelilingi Makassar serta membeli oleh-oleh untuk keluargaku di rumah. Tanpa berpikir panjang, akupun mengiyakan ajakan temanku ini dengan penuh semangat. Alhamdulillah, akhirnya cita-citaku untuk mengenal lebih dekat Kota Makassar tercapai juga.
Sedikit demi sedikit kamipun mulai menyusuri jalan-jalan dan sudut-sudut Kota Makassar. Ditengah perjalanan, temanku juga sesekali menjelaskan kepadaku tempat-tempat yang kami lewati. Iapun layaknya seorang “ guide” bagi para turis. Selama perjalanan kami melewati berbagai macam tempat yang menarik, seperti: universitas-universitas di Makassar, lapangan karebossi serta super market bawah tanahnya. Kami juga melewati benteng Rotterdam, rumah mantan orang nomer dua di Indonesia, Bp. Jusuf Kalla. Dan akhirnya kami berhenti sejenak dipantai Losari dan melihat masjid terapung serta dari kejauhan kami juga melihat Trans Studio. Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan. Dan itu semua berawal dari mimpi.
       Inilah sekelumit kisah yang aku rasakan selama berada di Makassar. dan ada beberapa hal yang ingin kutuliskan sebagai penutup kisah ini. Jangan takut untuk bermimpi, selama kamu mampu untuk meraih mimpi-mimpimu. Karena semua itu berawal dari mimpi. Dan jangan lupa bertawakkal kepada Allah Ta’ala serta yakinlah pasti Allah akan mewujudkan semua mimpi-mimpimu suatu saat nanti.