![]() |
Gerbang Universitas Islam Madinah |
Alhamdulillah, pada kesempatan
kali ini aku ingin berbagi cerita ketika mendaftar ke al jami'ah al
islamiyyah bil madinah al munawwarah (Universitas islam madinah). Belajar
di kota nabi merupakan impianku sejak duduk dibangku SMA kelas 1, saat itu
keinginanku sangat menggebu-gebu. Siapa juga yang nggak mau belajar di Kota
Nabi muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kota madinah. Waktu itu aku sering
sekali cari info tentang kuliah di Universitas islam madinah (UIM), mulai dari
browsing di internet, tanya2 alumni UIM, dll. Ya namanya juga cita2 pasti kita
harus rela mati-matian untuk mengejarnya.
O ya, aku juga sering
menuliskan cita2ku di buku atau dikertas yg kutempelkan di didinding kamar. Untuk
apa ?? ya biar nggak lupalah. Karena klo kita punya cita2 tp nggak ditulis, apa
kita akan terus mengingatnya?? Mungkin iya, mungkin tdk. Tapi biasanya kita
akan cepet lupa. Walaupun itu terlihat sepele, tp yakinlah cita2 yg kita tulis
itu akan terus kita ingat. Klo kita selalu ingat, pasti kita akan berusaha utk
mewujudkannya. Insya Allah.
Singkat cerita, ketika aku
pengen kuliah di UIM, tentunya aku bkn hanya mengandalkan satu tempat saja. Artinya,
kita jg hrs punya siasat2 lain saat daftar UIM. Ketika daftar UIM kita jg harus
(orang bilang) plan A, plan B dst. Kitakan tdk tau, manakah yg terbaik untuk
kita. Yang tau hanyalah Allah semata, kita hanya disuruh berusaha dan berdoa. Adapun
hasilnya itu ditangan Allah Ta’ala.
Jadi, ketika daftar UIM aku
punya opsi2 lain. Seperti daftar di LIPIA Jakarta, dan di ma’had aly ar raayah
Sukabumi, Jawa Barat. Aku rasa ini sebagai bentuk ikhtiar. Kita harus yakin
bisa kuliah di Universitas islam
madinah, tp bukan berarti keyakinan kita menjadikan kita lupa untuk terus
berupaya klo sekiranya terjadi hal2 yg tidak diinginkan.
![]() |
LIPIA |
![]() |
Ar raayah |
Atau ??
Setelah daftar secara online
di Universitas islam madinah, aku lanjutkan mendaftar di LIPIA dan Ma’had
aly ar raayah. Tentunya semua ini aku lalui tdk semudah membalikkan kedua telapak
tangan. Berbagai proses yg njlimet pas ada, cari SKCK lah, bolak balik ke kantor
polisi, cari surat keterangan sehat dari dokter, cari tazkiyah, buat paspor yg
antrinya masya Allah, dan masih banyak lagi cerita2 yang klo diingat aku akan
membuatku tertawa bahagia. Karena akhirnya aku berhasil melewati secuil dari
ujian yg akan aku hadapi di dunia ini.
Tanggal 27 juni 2011 tepatnya
pukul 23:39:45, Hpku berbunyi pertanda ada SMS. Saat kubaca SMS itu jantungku berdetak
sangat kencang, lalu kuucapkan ‘ alhamdulillah’. Aku diterima di ma’had ar
raayah sungguh senangnya waktu itu. Isi SMS itu “ antm dxtkn lulus sbgi
mahsntri ma’had arraayah.dhrp kbradaanx dma’had pd tgl 17 juli.sykran(PPMBA MA’HAD
ARRAAYAH) “.
Ketika aku sdh diterima di ar
raayah, aku masih berharap untuk bisa ikut muqabalah penerimaan calon mahasiswa
Universitas islam madinah.
![]() |
Ponpes Gontor |
Alhamdulillah, setelah lama
menunggu muqabalah Universitas islam madinah datang juga kabar yg
menggembirakan. Waktu itu bulan juli tahun 2011, diadakan muqabalah penerimaan
calon mahasiswa Universitas islam madinah di ma’had darunnajah jaksel
dan di ponpes gontor. Akhirnya akupun menyiapkan diri untuk mengikuti muqabalah
itu.
Banyak cerita yg kami alami ketika ingin ikut muqabalah, waktu itu aku
diantar ayah dan ibu dan kedua saudaraku. Mulai dari tersesat saat mencari
ponpes gontor, karena kita memang tdk tau tempatnya. Ketika kami sampai di ponpes
gontor, waktu itu kira2 pukul 2 / 3 dini hari. Kamipun beristirahat sembari
menuggu subuh.
Aku dapat info klo dauroh dan
muqabalah akan diadakan selama kurang lebih 2 pekan. Dan ujian lisan atau
muqabalahnya hanya akan diadakan di hari-hari terakhir. Waduh, padahal aku
ingin ikut muqabalahnya di hari pertama saat pembukaan. Karena tanggal 17 juli
aku harus sudah sampai di ma’had ar raayah. Akupun dihadapkan pada pilihan yang
sangat sulit, pilih ar raayah yg sudah pasti diterima atau tetap di gontor
untuk mengikuti muqabalah Universitas islam madinah yg akan diadakan kira2 stlh tgl 17 juli ?. Allahul
musta’an. Setelah tau klo muqabalah baru akan diadakan setelah tanggal 17 juli,
aku tanya ke panitia penyelenggara acara ini, apa bisa ikut muqabalah di hari
ini?. Setelah panitia menanyakan ke syaikh dari UIM, aku di kasih tau kalau
muqabalah hanya akan diadakan di akhir2 acara. O gitu ya. Alhamdulillah ‘ala
kulli hal.
Setelah tau kenyataannya
seperti ini, aku bermusyawarah sama ayah ibu. Ya, menurutku inilah cara terbaik
setelah kita berdoa dan menggantungkan urusan kita kepada Allah ta’ala. Okelah, kami sepakat untuk pulang saja,
mungkin ini belum rizkiku. Pada hari itu juga kami memutuskan untuk pulang
kembali ke rumah di Jogja.
Bukan berarti klo aku blm bisa
ikut muqabalah th ini (2011) aku tidak akan mencoba lagi untuk mendaftar di Universitas
islam madinah. Kita tidak boleh putus asa, ngapain putus asa. Lha wong
rahmat Allah itukan luas? Rugi no kalo kita putus asa. Tapi jadikanlah
kegagalan ini sebagai sebuah langkah awal untuk menggapai cita2mu yg telah kau
tuliskan.
Sesampainya di rumah, aku
tidak boleh kecewa berat hanya karena blm bisa ikut muqabalah. Tapi aku harus
menyiapkan masa depanku di ma’had aly ar raayah sukabumi.
Tentu segala ketetapan Allah itu
pasti ada hikmahnya. Ketika aku blm bisa ikut muqabalah pada saat itu, aku
sadar klo aku blm bisa berbahasa arab dengan baik. Aku blm punya banyak hafalan
quran maupun hadits. Mungkin ketika aku gagal ikut muqabalah, akan tetapi
diterima di ar raayah, inilah yang terbaik dari Allah. Allah menginginkanku
sblm kuliah di Universitas islam madinah untuk belajar dulu bahasa arab,
menembah hafalan quran, belajar ilmu2 islam terlebih dahulu. Wallahu a’lam.
2 tahun kemudian...
Alhamdulillah, kurang lebih 2
tahun kulalui kehidupanku di ma’had
tercinta, di sebuah lembah nan subur. Di ma’had ar raayah aku menempa hidup. Setelah
aku lulus, aku memang ingin kembali meraih cita2ku yang telah rela kupendam
selama 2 tahun di ar raayah. Dan syukur alhamdulillah, pada tahun 2013 Allah
memperkenankanku dan beberapa teman2 ar raayah (kira2 waktu itu kita berjumlah
30 orang) untuk ikut muqabalah di ponpes darunnajah Jakarta Selatan.
![]() |
Ponpes Darunnajah |
Di darunnajah..
Ada sedikit cerita ketika di
darunnajah. Lagi-lagi nggak semua cita2 itu akan kita raih dengan mudah. Tetapi
pasti kita akan menemui aral yang melintang. Tinggal bagaimana aja kita
menyikapinya dengan bijak. Ada banyak hal terjadi di darunnajah, mulai dari
kabar klo kita blm tentu bisa ikut muqabalah krn peserta yg membludak (sekitar
700 peserta atau lebih), tidur dimasjid beralaskan koran dg banyaknya nyamuk2 kelaparan. Tapi
alhamdulillah semua itu kita lalui dg izin dan taufiq dari Allah.
Cerita saat muqabalah...
Penguji saat itu ada 3 klo
nggak salah, syaikh ‘adil, syaikh rabah, dan syaikh ghazi. Kebetulan aku diuji
oleh syaikh ghazi, yg kata peserta lain beliau itu “kyaknya” serem (tentunya
ini hanya penilaian sebagian teman aja, adapun sebenarnya beliau itu ramah ‘
husnudzan’). Waduh, saat memasuki ruangan ujian aku terus mengingat omongan
temen2 klo syaikh ghazi itu serem. Tetapi aku berusaha untuk tetap tenang. Bismillah,
akupun duduk di depan beliau. Ada beberapa pertanyaan ketika itu, aku ditanya
asal ma’had, pengen masuk kuliah apa, hafal berapa juz, suruh baca surat yg dihafal,
pertanyaan seputar mufradat. Kemudian syaikh ghazi mengakhiri muqabalah ini dg
senyuman kecil, akupun membalasnya dengan harapan diterima di Universitas
islam madinah. Ya inilah sekelumit kisah waktu muqabalah tahun 2013 lalu,
pastinya ada kisah2 lain yang lebih seru. Tetapi semoga ini bisa bermanfaat.
Menunggu pengumuman
kelulusan..
Perlu diketahui juga, biasanya
pengumuman kelulusan Universitas islam madinah setahun kemudian setelah
kita ikut muqabalah. Ya, lagi2 ini adalah ujian kesabaran untuk kita. Apakah kita bisa
sabar untuk menunggu, atau kita malah putus asa ditengah jalan??
Pengumuman..
Setelah lama menunggu kira2
selama 1 tahun lebih 3 bulan, akhirnya pengumuman kelulusan Universitas
islam madinah keluar. Inilah saat2 yang sangat dinanti-nantikan.
Tanggal 9 september 2014 sore
hari, aku dikejutkan temanku. Temanku dengan tergesa-gesa mengampiriku seraya berkata: “
usykurillah!” (bersyukurlah kepada Allah). Ketika itu aka malah tambah bingung,
ini kenapa dateng2, terburu2, trus ngomong seperti ini?. Akupun menjawab dengan
nada kebingungan : “ limadza? (“kenapa?). Temanku menimpali: “ anta maqbul ” (kamu diterima). Aku malah tambah bingung. Aku
katakan: “ aina? “ (dimana?). Dia menjawab:
“ fil jami’ah al islamiyyah” (Universitas islam madinah) . Aku katakan lagi: “ shahih”? (benarkah?).
Temanku menjawab: “ na’am” (ya). Alhamdulillah, seketika itu juga aku langsung
tersungkur sujud syukur kepada Allah. Aku tidak bisa menggambarkan kegembiraanku
ketika aku tau kalau aku diterima di Universitas islam madinah setelah
kurang lebih 6 tahun (semenjak SMA kelas 1) aku menginginkan kuliah disana. Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin.
Inilah secuil kisah yang ku
lalui selama bercita2 kuliah di Universitas islam madinah, hambatan2
yang pernah kulalui. Tetapi alhamdulillah itu semua terbayar dengan diterima di
Universitas islam madinah. Wallahu a’lam.
![]() |
Masjid Nabawi, Subhanallah |
Sy siswi kelas 10 yg insyaallah ingin kuliah di Lipia/Arrayah nantinya(Aamiin). Tp jujur sy kadang ragu karna sy dr MAN yg tdk terlalu Wah sekali. Sy jg blm hafal hingga 5 juz, dan bhs arab sy jg tdk trll baik namun skrg sdg istiqomah bljr mahwu shorof tahap awal. Kira2 ada peluang? Karena sy cukup ragu, sangat malah. Lalu, Utk pndftrn di Lipia dan sekelumit tesnya alhamdulillah sy sdh tau, tp bagaimana tes di arrayah? Sy blm menemukannya di website resminya.
BalasHapusSekiranya antum berkenan membantu , Terimakasih .
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAssalamualaikum.
BalasHapussy tlh lulus dr smkn , sy lulus th 2015, sy ingin melanjutkan di UIM madinah, apa sy harus mendaftar diponpes terlebih dahulu ? syarat berbahasa arab,hafal Al.quran dan apa saat muqabalahnya harus berbahasa arab ?
Mohon bantuan antum untuk menjawab.
Trimakasih.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGak mesti harus bisa bahasa Arab akh, kalo antum bisa bhs Inggris dicoba aja tapi dengan syarat syekhnya juga bisa berbahasa Inggris, pengalaman ada beberapa orang yg keterima di UIM pas muqobalah nya di menggunakan bahasa Inggris
Hapus